— 104 —
poenja perdjamoe-an toendangan dan ada sedang merasa amat beroentoeng, sekoenjoeng-koenjoeng ija diganggoe oleh orang ijang panggil padanja aken berlaloe dari itoe medan kagirangan, soenggoe soeda roesakken kasenangannja sasama manoesia, ijang djoega sedeng merasa amat beroentoeng seperti ija sendiri.
Villefort berkata di dalam hati: „Kaloe sebentar, akoe dateng kombali di itoe perdjamoe-an di roemahnja toendangankoe, tiada oeroeng orang nanti berkata, bahoewa adjaib adanja hal ini, oleh kerna ini orang tangkepan djoega ada sedeng membikin perdjamoe-an penganten." Kemoedian ija lantas berkata pada Dantes:
„Teroesken omonganmoe Toewan!"
„Dengen hal apatah saja misti bitjara ?" kata Edmond.
„Membri segala katerangan pada pengadilan."
„Biarlah pengadilan bilang padakoe," sahoet Edmond: „ija ingin dapat katerangan di dalam perkara apa; saja nanti bilang padanja, apa ijang saja taoe, boeat saja membilang lebih doeloe, saja tida taoe banjak hal itoe."
„Apa kaoe soedah bekerdja djoega di bawah perintah Napoleon?" kata poela Villefort.
Selagi saja maoe masoek bekerdja pada angkatan-laoet, baginda itoe soeda djatoh dari kabesarannja," sahoet Edmond.
„Orang bilang, kaoe poenja pikiran atas perkara negri ada terlaloe tida pantes," kata Villefort.
„Saja poenja pikiran atas hal negri !" kata Edmond dengen tertjengang: „Saja poenja pikiran! Ach! saja merasa maloe, oleh kerna belon sekali saja bole teritoeng pada fihak mana di dalem perkara negri; saja baroe beroemoer sembilan belas tahon sadja, sebagimana tadi saja soedah