— 100 —
stuurman besar dari kapalkoe!"
„Saja soedah taoe hal itoe, Toewan!" sahoet Villefort: „sekarang poen saja hendak periksa perkara itoe."
„O, Toewan!" kata poela toewan Morrel: „kaoe tida kenal pada itoe orang, ijang tertoedoeh ada berboewat salah; tapi saja kenal baik padanja itoe: dia itoe seorang ijang beradat amat haloes dan berhati amat beresih di dalem doenia, dan ampir saja brani bilang, bahoewa dia itoe seorang ijang paling mengarti hal pelajaran di antara orang-orang perniaga-an. Ach, Toewan Villefort! saja harep sekali kaoe nanti oendjoek kemoerahan hati padanja itoe."
Sebagimana telah kataoeän, Villefort itoe ada teritoeng pada orang-orang bangsawan di dalem kota Marseille, dan toewan Morrel teritoeng pada orang-orang perniagaän; toewan Villefort ada mendjoendjoeng Baginda Radja, sedeng Morrel ada terdoega mendjadi orang Bonapartisch di dalem rasia, Villefort melihat dengen mata miring pada itoe soedagar, laloe berkata padanja itoe:
„Kaoe sendiri taoe, Toewan Morrel! bahoewa orang boleh berädat haloes di dalem penghidoepan sehari-hari, boleh berhati bersih di dalam hal berniaga, boleh pintar di dalam pakerdjaännja, tapi maski begitoe, boleh djoega orang bersalah besar di dalam perkara negri. Kaoe taoe betoel hal itoe, boekan?"
Sedang bilang begitoe, toewan Villefort itoe sengadja keloewarken soewaranja di dalam itoe perkataan-perkataän ijang paling belakang, seperti ija hendak njataken, bahoewa bitjaranja itoe ada menoedjoe pada toewan Morrel itoe sendiri; djoega toewan Villefort itoe memandang dengen sorot mata ijang tadjam pada itoe toewan soedagar, ijang soedah brani