— 725 —
,,Di manatah kaoe ini soedah beladjar kenal sama matjemnja pita-pita Makoeta?"
,,Di dalem pakerdjaanmoe, di mana orang boleh beladjar segala perkara, Toewan!"
,,Apatah telah terdjadi dengen itoe anak lelaki? kaoe telah bilang, ijang anak itoe lelaki, boekan?"
,,Tida, Toewang! sebegimana ijang saja ingat saja belon bilang begitoe; tapi tida salah doegaanmoe, anak itoe bener lelaki adanja."
,,Ada lagi satoe perkara ijang akoe ingin taoe. Kaoe ada tertoedoeh berboewat apa, tempo kaoe tertoetoep di pemboewian di Nimes dan kaoe minta bertemoe pada satoe Pendita hingga orang kirimken Pendita Busoni padamoe?"
,,Saja? kaloe saja toetoerken perkara itoe, tjeritakoe nanti ada terlaloe pandjang akan didenger olehmoe, Toewan!"
,,Itoe tida djadi sangkoetan; djoega sekarang baroe poekoel sepoeloeh; kaoe taoe, ijang akoe tida soeka tidoer, dan akoe rasa kaoe poen tida mengantoek."
Bertuccio memanggoet, dan laloe meneroesken tjeritanja dengen berkata begini:
,,Pertama aken hilangkan ingat-ingatan ijang memberati pikirankoe, kadoewa aken tjari kaoentoengan boewat piara iparku, saja moelai kombali melakoeken dengen radjin pekerdjaan soedagar gelap, ijang sekarang djadi lebih gampang dilakoeken, oleh kerna segala oendang-oendang tida terpegang dengen betoel: memang begitoe biasanja, pada sehabis hoeroe hara ijang meroebahkan tachta Keradjaan. Tempat-tempat di pasisir ampir tida didjaga, oleh kerna adanja