-53-
pindah memegang djabatan tjongtok dari Lamkhia ka Kongijioe, itoe doewa soedara djalan-djalan ka satoe gredja jang dinamaken Pek-in-sie dalem itoe kota, dimana iaorang bertemoe sama satoe hweeshio pengoembarahan.
lni hweeshio pengoembarahan bernama Tay Pwee Hweeshio, satoe achli silat dari tjabang Siaolim jang sangat terkenal. Oleh kerna ia merasa sangat tertarik sama romannja itoe doewa poetra tjongtok jang sangat tjakap dan gaga, malah tingka lakoenja begitoe sopan dan manis boedi, sedikit poen tida kentara kaloe ia ada poetranja saorang jang berpangkat besar, achirnja ia trima itoe doewa anak moeda mendjadi moeridnja
Kong Liat dan Boe Liat memamg soeda mempoenjai ilmoe silat tinggi, tjoema belon sampe di satoe wates jang paling sampoernja, dan djoega apa jang marika telah peladjarken, semoewanja ada gwakang, sedang Tay Pwee Hweeshio ada achli silat laykang, hingga djadi kebetoelan sekali, ia moesti mengadjar apa jang Itoe doewa soedara masi belon paham.
lima taon lamanja Kong Liat dan Boe Liat bergoeroe pada Tay Pwee Hweeshio, dan pada satoe hari, itoe goeroe berkata pada doewa moeridnja:
„Kong Liat dan Boe Liat, sekarang kaoe orang berdoewa poenja peladjaran boleh dibilang soeda sampe di satoe wates jang tinggi, dan djarang sekali orang jang bisa bandingin pada kaoe orang, tapi ilmoe dan peladjaran tida ada watesnja, maka djangan soeka terkeboer dan pandang enteng pada laen orang, teroetama djika kaoe orang berhadepan sama bangsa prampoewan, kerna kaloe sampe bangsa prampoewan paham ilmoe silat dan brani menempoer pada bangsa lelaki, tentoe sekali ada mempoenjai ilmoe kapan-