Halaman:Bie djin eng hiong.pdf/101

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

-95-

Begitoelah hal itoe terdjadi beroelang-oelang sampe tiga kali, hingga Boe Tek djadi sanget djengkel dan goesar, laloe goenaken ilmoe swan-hong boe-to. mengamoek ka segala djoeroesan dengen kasi kerdja iapoenja golok; tapi toch itoe kapala begal ia tida bisa liat ada di mana. Achirnja lantaran katjapean ia brenti dengen napas sengal sengal, baroe sadja iapoenja badan, berdiam, kombali ia rasaken poendaknja di tepok dengen perlahan dari sabelah blakang.

„Akoe ada di sini; apa kaoe tida liat?" kata satoe soewara.

Boeroe boeroe Boe Tek balikin badannja dan se­karang ia menampak ifoe kepala begal berdiri di hadepannja dengen moeka bersenjoem dan sikap jang sabar. Bermoela Boe Tek mendjadi sangat goesar kerna maloe, dan bernapsoe keras boewat menjerang lagi pada itoe kepala begal; tapi mendadak ia mendapat satoe pikiran bagoes: ini kapala begal terang sakali ada mempoenjai ilmoe kapandean silat jang sangat bagoes, laykang jang sangat tinggi? apatah djahatnja djika ia bergoeroe padanja, soepaja ia bisa bertamba ilmoe kapandean jang tinggi? Satelah berpikir tetap, lantas sadja ia berloetoet di hadepan kakinja itoe kepa­la begal dan menjataken soeka bergoeroe padanja, bila itoe kapala begal tida menampik.

Itoe kapala begal bernama Thio Eng Kim, memang merasa sangat soeka meliat pengawakannja Boe Tek jang bagoes dan berisi, terlebih doeloe ia menanjaken asal oesoelnja Boe Tek, kamoedian menjataken jang ia soeka trima Boe Tek sabagi moerid, tapi ia moesti tinggal di dalem bentengnja di atas goenoeng Liansan serta membantoe segala pekerdjahan djika ada perloenja.