„BELATI ITEM"
59
maka itu kau djangan kuatir suatu apa, suda tentu aku nanti membela pada dirimu dengen mati- matian. Aku bersedia buat turut padamu as malem ini.”
„Trima kasih . . . Lok Tjoen, baeklah kau bikin persediahan pada malem ini. Sekarang kau boleh undurken diri, pergilah tidur sesudanja bersantap sore . . . Djam 7 aku nanti kundjungin kau punja chef dan kira-kira djam 8 aku aken kombali . . . . Nah aturlah persediahanmu . . . serta akan sampe kenjang . . . kerna aku rasa pada malem ini kita tentu aken berklai kombali dengen itu bangsat-bangsat”
Lok Tjoen manggutin kepalanja, lalu masuk ke dalem.
Dengen menggunaken iapunja kata api, Ho Song memandang dengen teliti pada suatu kaart kota jang terpentang di depan medjanja. Bebrapa kali mulutnja keluarken perkatahan jang orang tida mengarti, ia ambil satu potlood merah, tjorat-tjoret di atas sepotong kertas, kemudian ia ambil satu liniaal dan mulai mengukur pandjangnja A sampe D dari sehaalnja itu kaart kota. Bebrapa kali ia kerotken alisnja, dan sesuda bengong sekutika lamanja, ia lalu keluarken uapunja buku notice, di mana ia lalu tulis tjatetan sebagi brikut: „A — D — 6785 H plus Z — minus 6543 — g ooo — 23876 ”. Sesudanja menulis begitu, itu detective lalu simpem kombali itu kaart, ia menengok pada djarumnja iaunja horloge, serta berbangkit masuk kedalem kamar. Limabelas menit berselang, satu orang tua jang berdjenggot pandjang, serta muka dan rambutnja jang masem keluar dari dalem itu rumah . . . .