Halaman:Balerina Antologi Cerpen Remaja Sumatra Barat.pdf/51

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

selamanya?

Air mataku meleleh. Entah untuk yang keberapa kalimat. Kubaca lagi tulisan yang ada di bawahnya.

"Untuk Rini tersayang"

Rin, aku tak sanggup mengatakan semua ini padamu karena aku takut kau terluka. Namun, hari ini semuanya kutulis juga untuk kaubaca. Rin, penyakit yang kusembunyikan padamu itu sangat berbahaya. Aku mengidap tumor ganas. Penyakit itu

seolah-olah mengancam jiwaku. Ia benci mendengar detak jantungku dan selalu mencoba untuk menyayat pembuluh darahku. Penyakit ini kuketahui ketika aku berobat ke dokter. Dan, katanya aku harus dioperasi. Rin..tolong aku Rin. Jangan biarkan aku pergi sendiri. Berawal dari situ aku selalu berusaha menjauhi dan menghindarimu walau batinku menangis. Ini harus kulakukan, Rin, agar kau bisa hidup tanpaku. Ya! Tanpa diriku lagi. Setiap detik aku selalu dihantui rasa takut. Seandainya...ah, tak baik untuk kukatakan.

Rin, aku menghindarimu karena aku sangat menyayangimu. Aku tak bisa berpisah denganmu. Persahabatan yang kita jalin terlalu indah. Kenangan yang telah tercipta begitu manis. Rin, aku selalu menangis mengingat semua itu. Hanya itu yang bisa kulakukan.

Rin, apabila suatu saat aku tak bersamamu lagi, jangan pernah lupakan aku, ya. Rin, untuk semua tindakanku yang mungkin telah membuatmu heran dan benci, aku minta maaf, ya. Kamu memaafkan aku, kan, Rin. Dan, apabila kau merasa bersalah, sejak dulu aku memaafkanmu karena kau sahabat yang terbaik dalam hidupku. Sahabat yang menjadi bagian dari hidupku. Iya, kan, Rin?

Rin, semua ini kutulis lima hari sebelum aku operasi. Untuk jam tangan itu, dipakai, ya. Doain aku, ya, Rin Rin, percayalah, tali persahabatan kita tak akan pernah terputus, walau seandainya alam kita telah berbeda. Itu abadi. Kenang-kenanglah aku.

Aku kembali menangis, air mataku membasahi diary pemberian Mia. Aku ingat, saat perasaan benciku pada Mia makin melebarkan sayapnya. Benci, aku pernah membeci Mia, tidak ... tidak mungkin. Tangisku semakin keras.

"Mia, bawa aku bersamamu. Mia, aku tak akan pernah melupakanmu. Mia, di dadaku ada segenggam rasa bersalah.

39