Halaman:Balerina Antologi Cerpen Remaja Sumatra Barat.pdf/24

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

mereka yang telah berani berniat menghancurkan rumah-Mu ini, Ya Allah,” isaknya, yang diiringi air mata yang tak mampu lagi ia bendung. Tak kurasa, aku juga telah terisak dan menangis, hanyut dalam doa Haji Amir yang benar-benar meluluhkan hatiku. Kuikuti doanya dengan mengucapkan, “Amin”. Diriku merasa bersalah karena aku menjadi beban bagi Haji Amir. Karena untuk mempertahankanku, beliau harus mencari uang sebanyak-banyaknya, yang aku sendiri tak tahu harus mencari dan akan didapatkan dari mana.

Haji Amir telah menyebarkan dan menyodorkan kotak sumbangan ke seluruh penjuru desa. Namun, yang didapat bukanlah uang. Malah, dorongan yang menganjurkan agar Haji Amir bersedia melepaskan dan merubuhkanku agar bisa dibangun tempat hiburan baru di desa ini. Hal itu membuat beliau sedih dan pulang dengan hati pilu. Ketika ia tiba di depanku, ia berdoa kepada Allah. “Ya Allah, maafkanlah aku, jika aku tak sanggup mempertahankannya, Ya Allah, maafkanlah aku.” Walaupun begitu, beliau selalu berusaha mendapatkan uang tebusan. “Ya Allah, berikanlah ketabahan dalam hatinya,” isakku.

Hari demi hari pun berlalu sehingga terdengar kabar bahwa ada pesta kesenian di wilayah desa sekitar. Haji Amir berpikir, mungkin ini saat yang tepat untuk meminta bantuan sumbangan karena dari hasil bantuan selama ini, hasilnya sangat jauh dari yang diharapkannya. Beliau pun berharap, bisa mendapatkan uang tebusan secepatnya karena batasan hari yang telah ditentukan sudah dekat.

Penduduk desa sangat antusias menyambut pesta kesenian yang akan diadakan sehingga mereka mereka benar-benar mematangkan perencanaan, memilih tempat, hiburan apa yang akan ditampilkan, dan dekorasi apa yang akan dipakai nantinya. Para penduduk sepakat, pesta itu diadakan di lapangan kosong yang terletak di depanku. Alhamdulillah, mereka mengundang Haji Amir dalam pesta itu untuk membuka acara dan menyampaikan pidato penyambutan. Beliau pun menyanggupi.

Pesta yang dinantikan itu pun tiba. Hiruk pikuk, itulah yang sangat jelas kudengar karena lokasinya tepat di depanku. Anak-anak berlari kian kemari. Nyonya-nyonya bergosip dan

12