Halaman:Balerina Antologi Cerpen Remaja Sumatra Barat.pdf/127

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bagai dipesan dari toko cina.

Yang paling menonjol pada Yosi ialah keramahtamahannya. Siapa saja akan betah berlama-lama apabila bicara dengan Yosi. Apa yang dibicarakan dengannya selalu nyambung. Dia tahu kapan harus mendengar, memberi pendapat, berdebat, atau mengemukakan suatu masalah. Apalagi ditopang dengan kecerdasan yang tinggi. Acap kali Yosi dijadikan sebagai tempat untuk mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh teman-temannya. Kalau sudah begitu, ide-ide bernas Yosi, biasanya akan mengalir dan menjadi alternatif pemecah masalah yang mangkus sekali.


Aku merasa beruntung bisa kenal dan berteman dekat dengan Yosi. Pituah dan nasihatnya mampu mengubah diriku. Aku yang semula dikenal sebagai raja cabut, kini berubah menjadi siswa yang rajin. Jangankan cabut, permísi ke belakang di dalam jam pelajaran pun kini tak pernah. Itu kulakukan karena cabut, menurut Yosi, akan menimbulkan kerugian pada kita. Kita akan ketinggalan pelajaran. Aku yang semula sangat membenci PR dan selalu meminta teman-teman mengerjakannya untukku, kini berubah sangatmenyukainya. Bahkan, kalau guru tidak memberi PR, aku sering mengingatkan agar kami diberi PR. Itu kulakukan karena menurut Yosi, PR akan membuat kita terlatih dan terbiasa membahas pelajaran di rumah dan akan sangat membantu sekali dalam ujian.


Aku yang semula suka berkelahi, kini tidak lagi. Bahkan, kini aku acapkali mendamaikan teman-teman yang berselisih. Itu kulakukan karena, menurut Yosi, memiliki seribu teman lebih baik daripada memiliki satu orang musuh. Aku yang semula perokok, kini tidak lagi. Jangankan merokok, melihat teman yang merokok pun kini aku muak dan berusaha menasihati mereka agar berhenti merokok. Itu kulakukan karena, menurut Yosi, merokok adalah pekerjaan mubazir dan Tuhan sangat membenci pekerjaan yang mubazir. Ya, banyak sekali perangai burukku yang berhasil diperbaiki oleh Yosi hingga kini aku merasa sudah menjadi diriku yang sebenarnya. Seribu predikat jelek yang dulu tersampir di pundakku, sejak berkenalan dengan Yosi, berganti arah 180

115