Lompat ke isi

Halaman:BAPANDUK (Sistem Barter) di Pasar Terapung Lok Baintan Kabupaten Banjar.pdf/19

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

yang merupakan suatu sistem komponen yang memiliki fungsi. Pasar merupakan sebuah kesatuan sehingga terjadi ketergantungan di antara setiap komponen unsurnya.

Ganett (2013) mengatakan pada hakikatnya eksistensi sebuah pasar memang tidak selalu bergantung pada modal finansial atau modal uang semata, tetapi ada modal sosial atau budaya yang tidak kalah pentingnya dalam suatu pasar, di mana modal sosial inilah yang membuat pasar-pasar tradisional masih tetap bertahan hingga saat ini. Proses tawar-menawar yang merupakan modal sosial tersebut mampu memengaruhi emosi antara penjual dan pembeli di pasar tradisional (dalam Hamando, dkk., 2019).

Pasar dengan menggunakan sistem barter atau tanpa kurs mata uang merupakan salah satu bentuk awal perdagangan yang merupakan ciri ekonomi sebelum munculnya kapitalisme pada abad ke-19. Sebagai bagian dari kegiatan ekonomi subsistensi, fakta barter memperlihatkan dengan jelas bahwa ekonomi hanya merupakan bagian dari aspek sosial (social embeddedness) yang berjalan menurut prinsip-prinsipnya sendiri (Polanyi, 1957).

Barter merupakan salah satu tipe transaksi ekonomi paling tua di dunia. Sebelum manusia mengenal mata uang, barter merupakan satusatunya sistem transaksi yang mungkin dilakukan untuk mendapatkan barang kebutuhan yang tidak kita miliki. Namun, saat ini sistem barter ini sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat dunia, kecuali oleh beberapa suku tertentu di beberapa daerah. Hal ini terutama karena sistem barter dinilai terlalu rumit untuk dilakukan.

Perkembangan alat tukar di Indonesia dimulai dengan adanya sistem barter. Setiap orang memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri, seperti pada zaman dulu manusia berburu ketika mereka lapar, membuat pakaian sendiri, dan mencari buah-buahan dengan mengonsumsi sendiri. Intinya, apa yang diperoleh manusia pada saat itu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, maka manusia mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang yang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya, muncullah sistem barter, yaitu tukar-menukar barang berdasarkan kebutuhannya.

Mengingat pada zaman modern ini ada beberapa kendala, yakni kesulitan untuk mencari kesamaan dalam transaksi barter, kesulitan dalam