Halaman:Asmara Moerni.pdf/41

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

„O, jang mati boléh djadi kesialannja, tinggal keberoentoengannja. Semoea hari adalah baik, jang djelek tidak ada”.

„Saja harap begitoe. Ongkosnja berapa Amir ? Apakah oeang kita tjoekoep ? Tjoba saja ambil dan kita hitoeng”.

Tati masoek kedalam lain roeangan dan kembali membawa boengkoesan kain poetih. Di atas medja ia boeka itoe boengkoesan jang berisi doos-kalèng, kemoedian dalam kalèng itoe terdapat boengkoesan kertas jang berisi oeang didalamnja. Tati menghitoeng oeang dan di ikoeti oléh arah mata Amir jang berdiri dekat kekasihnja.

„Satoe roepiah ......., delapan poeloeh ...... sembilan poeloeh ...... doea sèn. Satoe roepiah sembilan poeloeh doea sèn. Koerang delapan sèn lagi doea roepiah”.

„Berapakah haroes ada oeang tjoekoep boeat kawin, bibi? Dan apakah bibi tahoe berapakah haroes membajar pada toean penghoeloe ?”

„Tentang ongkos penghoeloe bibi tidak tahoe, meskipoen bibi soedah empat kali kawin”.

Amir dan Tati ketawa, bibi Ikah melandjoetkan bitjaranja :

„Bibi dengar tidak lama lagi. Soekoerlah kalau begitoe. Dan bibi tentoe akan menjoembang djoega".

„Dari bibi soembangan berkah dan do'a selamat soedah tjoekoep”, kata Amir.

„Djikalau tjoema berkah dan do'a selamat sadja bibi sanggoep memberikan sampai beberapa goedang, tetapi boeat sedekah tentoe ada lain keperloean. Biarlah nanti bibi soembangkan si Koetjrit".

39