Halaman:Asmara Moerni.pdf/29

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

„Doedoek, marilah doedoek doeloe ! Ja, makloem roemah bibi tjoema matjam begini, Tati !”

„Begini toch soedah tjoekoep baik bi, maoe apa jang ditjari !”, kata Tati, sedang Amir tidak dapatkan perkata'an boeat toeroet tjampoer berbitjara.

„Ini oedjang siapa Tati ?” tanja bi Ikah dengan oendjoek pada Amir.

„Saja Amir bi, anak dari Tjigading djoega. Saja poenja roemah tidak djaoeh dari roemahnja Tati dan ...... teman memain dari ketjil”.

„O, soekoerlah kalau begitoe”, djawab bi Ikah. Kemoedian setengah berbisik ia toedjoekan perkata'annja pada Tati: „Soedahkah ia kawin atau beloem ?”

„Beloem bi”, djawab Tati. „Ia maoe mentjari pekerdja'an doeloe di ini kota. Kalau soedah dapat pekerdja'an, soedah dapatkan hasil, baroelah kita akan kawin. Selain itoe bi, sajapoen maoe mentjari pekerdja'an djoega disini, tentoelah bibi akan toeloeng”.

„Baik, baik !” djawab bi Ikah. „Kebetoelan saja kenal pa' Iti, toekang bandrek jang tinggal di sebelah. Ia mempoenjai banjak kenalan disini, tentoe soeka toeloeng pada Amir. Sekarang mengaso doeloe, nanti kita pergi ketemoekan ia. Minoem doeloe !”

„Terima-kasih bi”, kata doea pemoeda hampir berbareng.

Kebetoelan pa' Iti beloem djalan keloear. Dalam itoe kampoeng ia dianggap sebagai tetoea, soeka tolong kepada siapapoen jang haroes ditolong, memberi nasehat jang baik-baik pada siapa djoega jang perloe nasehat baginja. Boleh dikata ia poenja banjak penge-

27