Halaman:Asmara Moerni.pdf/19

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

annja kedoedoekan masing-masing. Boeat Tati pandang Dr. Pardi tidak koerang dan tidak lebih sebagai madjikan moeda, seorang jang berpangkat tinggi dan moestahil sekali mempoenjai perasa'an sematjam jang Amir poenjakan terhadap dirinja. Terhadap ini madjikan moeda Tati menaroh hormat setingginja, sedang terhadap Amir adalah terkandoeng perasa'an persahabatan jang soetji.

Pada satoe pagi waktoe Tati di serambi belakang menggosok sepatoe, Dr. Pardi keloear dari kamar mandi dan menghampiri padanja.

„Apakah jang kau kerdjakan Tati ?”

„Menggosok sepatoe, dokter”.

„Sepatoe siapakah itoe ?”

„Sepatoe toean dokter”.

„Pandai benar kau menggosoknja, hingga mengkilat”.

„Sepatoenja djoega bagoes, toean dokter”.

„Jang menggosok pintar poela”.

Dr. Pardi memandang Tati waktoe Tati melèrètkan mata padanja. Berdoea diam, tidak didapatkan perkata'an boeat menjamboeng pembitjara'an. Kemoedian Dr. Pardi berbangkit, berdjalan menoedjoe ke kamarnja. Sebagai orang jang sedang memikir-mikir ia berdiri didepan katja, moelai tjoekoer moekanja. Hampir tidak kedengaran Tati masoek membawa sepatoe jang' ia akan taroh ditempatnja. Waktoe Tati akan keloear dengan sopan ia minta toenggoe ia minta toenggoe sebentar seperti hendak oetjapkan perkata'an jang agak penting. Didalam hati Tati merasa heran, ingin tahoe apakah keperloeannja ia ditahan. Ia melihat Dr. Pardi mentjari

17