Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/96

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

"Baiklah, jika itu yang Kau mau, Kawan. Tak apa," ucapnya tak ingin memaksaku.

Kemudian dengan tiba-tiba, angin sahabatku terbang berbaur dengan yang lain, berputar-putar di sekelilingku. Langit menggelap, cahaya-cahaya turun mengepungku. Ini saatnya aku pergi. Perlahan kurasakan tubuhku kaku, mati. Baiklah, selamat tinggal semuanya, selamat tinggal Dayana! Aku menyayangimu.

Perlahan aku menghilang bersama selaksa harapan untuk kembali diingat. Hari ini, mimpi seorang gadis kecil bernama Dayana, yang pernah diucapkannya pada ayahnya telah mati. Mimpi yang tak pernah menjadi kenyataan sebab sang ayah meninggal sebelum sempat mewujudkan mimpi itu. Mimpi yang benar-benar telah dilupakannya bersama dengan kesedihannya atas kepergian sang ayah. Sebuah mimpi sebentuk boneka kelinci merah muda yang tak lagi pernah diingatnya.

Aku hanyalah sebuah mimpi yang bermimpi untuk kembali diimpikan...

Epilog

"Sudahlah, Dayana manis. Merawat bintang peliharaan itu repot. Lebih baik nanti ayah belikan sesuatu yang lebih lucu...," hibur sang ayah.

"Benarkah? Ayah Janji?" Mata Dayana kembali membulat berbinar.

"Ya, ayah janji. Dayana maunya apa? Asal jangan binatang peliharaan!"

"Hmm... Apa ya?" Dayana berpikir dengan ekspresi menggemaskan. "Oh ya, Dayana mau dibelikan boneka kelinci yang warnanya merah muda!"

84