Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/95

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dirimu, Mimpi? Kau itu mimpi tentang apa?" Angin menanyaiku. Aku tersenyum dalam tangis, sepertinya sudah saatnya kuceritakan siapa sebenarnya aku.

22 Maret 1999, 16.55...

Angin berdesau lembut petang itu di sebuah tanah lapang penuh bunga rumput. Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari dengan semangat membuat bunga rumput di tangannya berterbangan. Di belakangnya, sang ayah mengejarnya sehingga membuat gadis itu tertawa senang. Tiba-tiba gadis kecil itu berhenti, tertegun mendapati seekor makhluk tak jauh di depannya, bola matanya membulat lucu.

"Ayah, itu apa?" Tanyanya sambil menunjuk makhluk tersebut.

"Oh, itu namanya kelinci, Dayana," jawab sang ayah.

"Lucu sekali! Boleh kita tangkap ya, Yah?" Dayana merengek.

Jangan Dayana, itu kelinci peliharaan kakak itu,” ucap sang ayah sambil menunjuk seorang anak laki-laki tak jauh dari si kelinci. Dayana tampak kecewa, bibirnya sedikit maju, lucu sekali, membuat ayahnya tertawa kecil.

"Sudahlah, Dayana manis. Merawat bintang peliharaan itu repot. Lebih baik nanti ayah belikan sesuatu yang lebih lucu," hibur sang ayah.

"Benarkah? Ayah Janji?" Mata Dayana kembali membulat berbinar.

"Ya, ayah janji. Dayana maunya apa? Asal jangan binatang peliharaan!"

"Hmm... Apa ya?" Dayana berpikir dengan ekspresi menggemaskan. "Oh ya, Dayana mau dibelikan..."

"Sudahlah, Angin! Maafkan aku. Sekarang waktuku sudah habis! Aku akan musnah untuk selamanya, akan lebih baik jika tak seorangpun tak mengingatku," ujarku menghentikan ceritaku.

83