Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/46

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dan melindungi Diah. Randhi keluar dari persembunyiannya sambil berkata,

"Itu milikku.”

"Keluar juga tikus ini akhirnya. Bukankah begitu?" Kata Pak William sambil mendorong Diah ke arah Randhi. Diah yang tak menyangka hal itu kehilangan keseimbangan. Randhi dengan sigap menangkapnya. Hal itu membuat mereka terjatuh dan kameranya terlepas dari tangan Randhi. Pak William memungutnya dan memeriksa foto-fotonya.

"Hoh, jadi kamu mau memublikasikan foto-foto ini untuk menyudutkan kami?” Tanya Pak William. Sesekali ia bersiul memuji foto-foto itu. Randhi diam, menatap Pak William dengan penuh kebencian. Tangannya memeluk Diah, siap melindunginya.

"Tapi sayang sekali, masa hidup kamera ini cuma sampai hari ini." Kata Pak William sambil menjatuhkan kamera Randhi dengan kasar. Diinjak-injaknya kamera itu. Randhi sudah bersiap bangkit untuk menghajar Pak William. Tapi dirasakannya tubuh Diah yang bergetar ketakutan. Takut akan pertengkaran yang akan terjadi. Akhirnya Randhi memilih untuk menghindari pertengkaran dan melindungi Diah. Setelah puas, Pak William berlalu sambil tertawa senang, mengejek.

Randhi bangkit dan berjalan ke arah kameranya yang sudah hancur. Kamera yang sudah sekian tahun menemaninya. Tak disangkanya, kameranya akan hancur hari ini. Randhi mencari-cari sesuatu di antara sisa-sisa kameranya.

"Maaf. Gara-gara aku, kameramu..." ujar Diah, merasa bersalah.

"Tidak perlu minta maaf. Aku memang sudah ingin membeli kamera baru. Lagipula yang salah adalah William itu. Tapi sayang sekali, kurasa ia mengira kamera ini kamera digital. Padahal ini adalah kamera analog. Jadi selama

34