Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/19

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Evita keluar untuk melindungi dirinya dari kenyataan yang bisa saja pahit.

Evita bersikeras bahwa Bagas terus berusaha menyapanya karena Bagas kehilangan teman satu klub yang dapat dijadikan pelatih untuk adik-adik kelas.

Evita terlalu takut untuk optimis lagi, setelah selama Satu setengah tahun optimismenya tak berbalas.

la bergerak cepat menghindari Bagas ketika tampak tanda-tanda bubar klub tari. Segera ia pulang dan menenggelamkan diri dalam buku-buku pelajarannya, mencoba menghilangkan kegelisahannya karena telah kehilangan tiga jam penting bersama Bagas yang sudah menjadi rutinitasnya selama dua tahun.

Evita menghela nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kencang. Fokus. Bukan waktunya lagi bermanja-manja. Lupakan tari, lupakan klub, lupakan Bagas. Belajar. Perbaiki nilai. Evita menunduk menghadapi studi rumus-rumus dan hafalan yang bercampur baur mengumpulkan air matanya di pelupuk, dan ia pun menumpahkan isi hatinya sendirian.

Dilihatnya foto pertunjukkan wayang orang yang ia pajang di dinding kamarnya. Ia tercenung. Rama dan Sinta di sana, tampak anggun memesona dalam lakon kebanggaan Indonesia. Itulah cita-citanya. Itulah tujuannya. Sekarang ia mematahkan jalur menuju ke sana.

Festival kebudayaan diadakan di salah satu lokasi ternama. Acara itu merangkum kesenian, kuliner, dan segala macam yang berkaitan dengan Indonesia. Semua anggota klub tari merasa gugup ketika menyadari betapa besarnya acara tersebut dan mereka harus menampilkan satu pertunjukkan tarian daerah Indonesia timur yang indah dan bersemangat dalam durasi lima setengah menit ditambah keberadaan dewan juri yang akan memberikan piala walikota bagi penampil terbaik hari itu. Bagas berusaha menenangkan adik-adik kelasnya yang gugup. Jika ada Evita,

7