Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/101

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

"Memangnya Kau tidak diberi libur? Ini kan musim dingin. Mana ada instansi pendidikan yang tidak memberi libur di suhu minus seperti ini?" Siey semakin merapatkan jaketnya. Ia sudah ancang-ancang. Setelah mengantar Hye-ra ke kampusnya, Siey juga akan langsung mencoba mencari pria itu.

"Aku libur. Tentu saja libur. Tapi, ini menyangkut tugasku. Kampusku itu nyaman. Ada penghangat ruangan. Tapi maaf aku tidak bisa menemanimu hari ini. Mungkin besok, aku janji kita akan jalan-jalan sepuasnya," mereka berjalan menyusuri trotoar. Banyak yang berlalu lalang. Penduduk Frankfurt terlihat masih bersemangat.

"Tidak apa-apa. Aku sudah siap mental untuk jalan-jalan sendirian. Tapi, memangnya di kamarmu tidak ada penghangat ruangan? Di kamarku penghangat nya baik-baik saja."

"Rusak," Siey memutar bola matanya melihat Hye-ra yang masih fokus pada ponselnya sementara mereka berbicara. Ia tahu Hye-ra memang begitu. Tidak pernah peduli dengan apapun selain animasi atau semua yang menyangkut perfilman. Tapi Siey heran kenapa temannya itu malah berkuliah di jurusan Economics and Business Administration.

Gerbang kampus Hye-ra mulai terlihat. Dan akhirnya sampai tepat di depan gerbang besar itu. Universitas Johann Wolfgang von Goethe Frankfurt memang sangat terkenal di mana-mana. Dari luar Siey bisa melihat kemegahan kampus itu dan orang-orang yang ramai di dalamnya. Mereka bekerja keras, pikir Siey.

"Sudah ya. Aku janji besok kita akan jalan-jalan," Hye-ra tersenyum. "Teman-temanku sudah menunggu di dalam. Kalau ada apa-apa, hubungi aku. Biar aku yang menjemputmu." Hye-ra mengeluarkan ponselnya, mengisyaratkan semuanya akan baik-baik saja dan ingin memastikan Siey aman. Mengingat Siey tidak tahu apa-apa

89