Halaman:Antologi Cerita Rakyat Sumatra Barat Kisah Tiga Saudara.pdf/42

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

akhirnya dia mulai bicara dengan ibunya.

"Bu, tadi aku bertemu dengan Alam di sungai. Katanya dia akan mengajakku berburu," ucap Bujang dengan hati-hati.

"Apa? berburu kau bilang? Aku tidak bisa mengizinkanmu berburu Bujang. Aku tidak bisa. Aku sudah katakan ini sebelumnya, Kau tidak boleh berburu," ucap Ibu Bujang menimpali keinginan anaknya dengan suara bergetar.

"Aku sudah dewasa sekarang Bu, Aku tidak bisa seperti ini terus, Aku ingin mencari uang juga Bu. Aku ingin berburu rusa dan menjualnya dengan harga mahal," kata Bujang seakan tak terima dengan larangan ibunya.

"Kalau Kau ingin membantuku, ayo ikut denganku ke ladang! Kau bisa belajar bercocok tanam. Kau bisa belajar banyak hal dengan orang-orang di sana. Kau bisa membantuku tanpa harus berburu Bujang," nasehat Ibu Bujang kepada Bujang.

"Bercocok tanam tidak cocok denganku Bu. Aku tidak akan bisa mengerjakan itu. Bercocok tanam itu sangat sulit, Bu. Pekerjaan itu sangat berat. Lagipula tidak ada yang berubah dengan hidup kita Bu. Ibu sudah lama bekerja di ladang tapi tidak ada yang berubah dengan kehidupan kita,” kata Bujang menimpali perkataan ibunya sambil berlalu.

Ibu Bujang tidak dapat berkata apa-apa lagi. Dia sedih dengan perkataan anaknya. Dia menyesal harusnya dari dulu dia mengajari anaknya bercocok tanam. Dia tidak menyangka kalau jawaban anaknya akan melukai perasaannya. Tadinya, dia berpikir Bujang akan mau diajak bercocok tanam. Jika saja Bujang mau belajar, tentu dia tidak akan lagi bekerja di ladang orang lain. Dia bisa menggunakan tanahnya yang tidak terlalu luas di samping rumahnya. Akan tetapi, Bujang terlalu keras hatinya. Bujang terlalu ingin berburu dan mengikuti jalan hidup ayahnya.

***

33