Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/96

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Lima Sastrawan Sumatra Barat


di kantor. Istri atasan tersebut menyuruh Aku untuk melaporkan apa saja yang dilakukan oleh suaminya. Suatu hari, tokoh Aku sangat terkejut ketika mengetahui istri atasannya telah melukai sekretaris suaminya.
 Cerpen "Oknum" menceritakan seorang tokoh anggota militer yang mulai jenuh dengan kesatuannya. Ia merasa tidak bebas lagi untuk melakukan sesuatu sehingga dengan berbagai cara ia membuat onar agar ia dikeluarkan dari kesatuannya. Suatu hari, setelah ia membuat keonaran dan berbicara dengan beberapa orang wartawan yang meliputnya, ia menjadi terkejut dan kesal ketika membaca hasil wawancaranya dengan seorang wartawan. Dalam pemberitaan tersebut ia dipromosikan menjadi bupati di sebuah kabupaten. Untuk menghilangkan kekesalannya atas berita koran tersebut, ia berencana menemui seseorang di suatu tempat di luar kota. Sesampai di sana, betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa orang tersebut meninggal karena pembunuhan.
 Cerpen "Ramli Tidak Pernah Pulang" menceritakan seorang tokoh bernama Ramli yang baru pulang dari luar negeri dan telah lama tidak pulang ke kampungnya. Namun, sesampainya di kampung Ramli tidak pernah diizinkan memasuki kampungnya karena tidak memiliki identitas, hanya sebuah paspor yang menjadi tanda pengenalnya. Sejak saat itu Ramli tidak pernah lagi terdengar kabarnya.
 Cerpen "Sup Buntut" menceritakan penertiban yang dilakukan oleh sekelompok satuan patroli yang mendapat perlawanan dari masyarakat yang merasa tertindas dan diperlakukan tidak adil. Hal itu terjadi dalam suatu peristiwa penertiban terhadap pedagang yang berjualan di sepanjang trotoar dan sebagian taman kota. Sebuah warung sup buntut tidak terjaring razia seperti warung-warung lain di sekitarnya. Akibatnya, pedagang lain melakukan perlawanan. Salah seorang petugas patroli tersebut berhasil meloloskan diri dari amukan massa dan selamat sampai ke rumahnya. Ketika ia sedang membersihkan mobilnya, muncullah keponakannya meminta uang untuk biaya sekolah. Orang tersebut menolak memberikan uang dan keponakannya itu akhirnya pergi meninggalkannya dengan membawa kekecewaan di hati.
 Cerpen "Tamu Den" mengisahkan seorang tokoh bernama Den yang memiliki seorang teman, tempat Den bercerita, bersenang dan bersedih, dan sehilir semudik. Namun, sekarang temannya itu telah meninggal dua tahun lalu serta meninggalkan seorang istri dan anak-anak yang masih membutuhkan kasih sayang seorang bapak. Semasa temannya masih hidup, mereka sering berkumpul bersama dengan keluarga Den


84