Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/60

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

sampai akhir hayatnya. Ia meninggal di Padang pada tanggal 19 Februari 1998 setelah lama terbaring lemah di rumah sakit Dr. M. Djamil, Padang akibat deraan penyakit yang bersarang di tubuhnya.


Dalam kesehariannya, ia lebih dikenal dengan nama Bung Chairul. Bagi sahabat kental atau teman sejawatnya, Chairul akrab dipanggil dengan nama panggilan Kai (Da Kai). Namun, dalam keluarga Chairul biasa dipanggil dengan nama Manih (dalam bahasa Indonesia; 'rupawan'). Menurut sang ibu, sebutan Manih untuk Chairul dianggap cocok dengan kebiasaan Chairul yang suka berpakaian rancak (bagus) dan bersih. Nama Harun yang berada di belakang namanya merupakan nama ayahnya, Bagindo Harun. Gelar Bagindo menunjukkan kelas kebangsawanan ayahnya sebagai bangsawan kedua (yang berlaku di daerah Pariaman) setelah Sidi. Kelak, kebangsawanan seperti yang dimiliki ayahnya turut mewarnai novel Warisan yang monumental itu. Ayahanda Chairul itu biasa disapa dengan panggilan Abak. Ayahnya berasal dari daerah Kuraitaji, suatu kampung atau nagari yang ada di daerah Kabupaten Padang Pariaman. Ayahnya meninggal dunia paca tahun 1967 di Kota Pekanbaru. Ibunya bernama Rohana. Amak merupakan panggilan dari anak-anaknya yang melekat di dalam diri ibunda Chairul. Amak Rohana berasal dari daerah Kayu Tanam dan bersuku Koto. Pada tahun 1993, ibunda tercinta pun dipanggil yang Kuasa, lima tahun mendahului kepergian Chairul menemui Sang Pencipta.


Chairul merupakan anak ketiga dari sembilan orang bersaudara. Kakak pertama dan keduanya bernama Juhesmy Hosen dan Harmaini Harun. Kakak pertamanya itu merupakan anak dari penikahan pertama ibunya dengan seorang laki-laki bernama Marah Hosen. Marah Hosen berasal dari Lubuk Alung. Sementara itu, keenam adiknya bernama Nurhayati Harun, Syahril Harun, Deslinarti Harun, Syahrial Harun, Suknuwatı Harun, dan Syafrizal Harun.


Masa kanak-kanak dilewati Chairul dengan baik. Berbagai permainan digelutinya, lazimnya anak-anak kampung. Chairul menyukai permainan, seperti gasing, memanjat pohon, menyabit rumput, dan bergelantungan di belakang pedati. Chairul juga menyukai permainan yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran, seperti memancing dan mencari ikan. Dua buah sungai yang ada di Kanagarian Batang Anai dan Batang Kali merupakan tempat favorit bagi Chairul menikmati hobinya tersebut.