Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/44

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

Pisah di tahun baru
Pergilah kawan pergilah
Dengan hati syahdu


Kehidupan kota ditatap Rusli dengan bingkai kacamata desanya yang masih polos, murni, dan sederhana. Setiba di kota banyak kelainan yang ditemui, satu di antaranya adalah tentang kesetiaan. Orang di kota sangat suka mengumbar janji, namun sulit sekali menepatinya, kesetiaan sudah tidak ada lagi. Di kota, semboyan dan slogan (kata berfilsafat) hanya sebagai hiasan dinding belaka, bukan untuk dipahami, apalagi diteladani. Puisi yang didedikasikan kepada budayawan Nasroel Sidik mengisahkan kepergian seorang kawan yang dilepas dengan perasaan sendu.

Puisi berjudul “Pepatah Petitih” mengungkapkan kritik terhadap pepatah-petitih yang berlaku di dalam adat Minangkabau “Tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas”. Menurut Rusli, pepatah ini tidak lebih dari sebuah kata-kata berbisa, barangkali Rusli teringat kenangan masa kanak-kanaknya yang ditandai oleh banyaknya yang berpoligami, sedangkan ibu tirinya (pengganti ibunya yang telah meninggal) selalu setia “bagai sangkutan baju”.


Timbulnya hal itu karena dalam adat Minangkabau (dahulu) seorang laki-laki “dijemput” oleh pihak perempuan sebelum perkawinan dilangsungkan, Hal itu mengakibatkan seorang lelaki beristri lebih dari seorang. Rusli ingin mengkritisi pepatah-petitih tersebut, tetapi keinginan itu hanya terungkap dalam bentuk kritik yang bertolak dari diri dan kehidupan masa kanak-kanaknya yang agak menyedihkan.


PEPATAH-PETITIH (1963)

Apakah yang didenyutkan kata berbisa ini di hati ?
Lembar rawan kelabu rumah serta kebun jagung
Ketika hati ini tersedu dengarkan pepatah petitih
“tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas”

Bertolak dari kata-kata berbisa ini yang mendera
Rumah padang sudah tua melenguh kerbau tua
Teringat zaman kanak-kanakku bapak berpoligami
Ibu tiri setia bagai sangkutan baju


32