Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/43

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat

AYUNG HITAM PARA IMAM (1961)

Bila orang kembali mengenal wajahnya sendiri
Pada kaca waktu dikaratkan zaman
Beberapa padi isinya makin berinti
Semuanya ada dalam balans hatinya sendiri

Seperti padi isinya makin berinti
Selamat jalan bagi para imam, kebenaran bukan terletek di atas
mimbar.

Kalau tak terkatakan bagai nabi dalam hidup sehari-hari
Ada kebajikan sekarang terlalu mekar


Pada puisi “Penemuan” penyair menyampaikan kritiknya tentang ulah orang-orang di kota. Berikut, puisi tersebut dikutip secara lengkap.


PENEMUAN (1961)
(Kepada Nasroel Sidik)

Penemuan
Pisah di tahun baru
Pergilah kawan pergilah
Dengan hati syahdu

Kenangan yang niakin berat
Zaman kanak-kanakku
Menyayat Juka orang tua
Menyandang dunm kecil rumah tangga.

Hidup bagar pedati yang bertolak dari desa
Bila 'kan sampai
Kota sudah ramai oleh orang jual bivara
Jangan harapkan temui setu.

Di dinding-dinding tertera tuhan filsafat
Tapi hanya tulisan tinta emas.
Dan ia sendiri bahi duka
Kang sebauai sangkar bagi burung camar

31