Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/170

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

Kaki (4991), dan Ben (1992). Ketiga novel remaja itu sengaja ditampilkan pada tulisan ini karena mewakili kiprah Gus sebagai salah seorang mantan “pengarang remaja Gramedia” dalam dunia tulis-menulis di khazanah sastra, khususnya untuk mengingat debut perdananya melahirkan novel remaja. Nama Gus tercatat sebagai sastrawan cerita pendek atau novel remaja yang digemari pada era sembilan puluhan.

Novel Remaja : Segi Empat Patah Sisi

Penerbit : PT Gramedia Jakarta, Juni 1990

Tebal : 144 halaman

Segi Empat Patah Sisi (SEPS) merupakan novel perdana Gus yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia yang memang pada awal penerbitan perdananya pada tahun 1990 mencuri hati dan menjadikan bacaan kawula muda. Novel ini merupakan awal rentetan panjang keberadaan Gus di blantika kepengarangan nasional. Rentetan perjuangan satu-satunya putra Minangkabau (Sumatra Barat) pada tahun itu yang terus menerus menapaki keberhasilan demi keberhasilan.

Gus tidak melupakan daerah dan tanah kelahirannya. Novel Segi Empat Patah Sisi memilih Kota Padang sebagai tempat kejadian cerita dan Gus sebagai pengarangnya tidak berlupa diri untuk membawa budayanya. Untuk mendukung tokoh dan tempat Gus pun memuat istilah Minang sebagai petuah pengatur langkah bagi tokoh-tokohnya di dalam novel ini:

Mamalingkan badan ka arah angin

Tulang manggigie dek kadinginan

Kalaulah barado di dunia lain

Jan lupo jo kampung halaman

memalingkan badan ke arah angin

tulang mengigil karena kedinginan

kalau telah berada di dunia lain

jangan lupa pada kampung halaman

Novel Segi Empat Patah Sisi bercerita tentang kisah percintaan remaja. Lazimnya novel remaja lainnya yang selalu menampilkan tema yang happy ending untuk mempersembahkan kebahagiaan pada pembacanya sebagai hiburan, tidaklah demikian halnya dengan novel SEPS. SEPS bahkan tidak “meloloskan” rasa cinta tokoh-tokohny3 sehingga menimbulkan putusnya hubungan pertemanan yang dulunya akrab menjadi tercerai-berai. Pembaca tidak disuguhi perasaan hanyut

158