Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/168

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

International Poetry Reading 1995”, memang seorang penyair yang menitikberatkan karyanya pada kritik sosial dan menggunakan gaya lirik sosial dalam puisinya. Gus tidak akan pernah puas ataupun berhenti untuk sekadar mendedahkan kelenturan estetika, tetapi lebih jauh mengembara ke alam hakiki atau filosofis, seperti yang terdapat pada puisi “Bola Salju”.


BOLA SALJU

kumampatkan hati yang lewat, sesuara berbuih
dalam gelasku. dalam cinta, segala peristiwa jadi
deras lantunnya. kupegang kembali mulutmu
 :kebajikan, kembang yang tak pernah layu

bila hari bertambah, kau selalu merasa
seperti, ada yang kian sudut. berulang-ulang kita
katakan, betapa gampangnya mengundang kebahagiaan.
hanya dengan menyiasati keinginan: hanya...

tegur peristiwa, “dulanglah cinta sehabis-habis
dulang, “mengingatkan bahwa tak pemah ada
yang hilang. hanya kesinambungan dan perubahan:
hanya...

kita pergi jauh, selalu kembali, kita pergi
jauh, sebetulnya kembali. kita pergi jauh:
hanya kedalam diri

dalam cinta, kita serahkan diri kepada apa saja.
dalam nurani, kebajikan akan tetap abadi.
kumpulkan mereka., simpulkan mereka:
lalu...”"hanya kewajiban.”

di bumi, kita menginap dan berziarah
setiap membersihkan ruang. ruang
dalam rumah, aku digamit dan
digamit: untuk istirahat

156