Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/162

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat


petak petak-petak papan catur digariskan, bila bidak maju
tak boleh mundur. sedang para perwira
bebas bergerak ke mana suka

di atas papan catur kusaksikan
hanya jalan dan pukul
sampai habis buah catur

episode tiga
selalu di bidak, catur seperti tampak
dalam petak. ya bidak, ya bidak
catur menyampaikan lewat petak. buah catur menyampaikan
lewat tindak. dari teknik dan penguasaan para bidak. sehari,
waktu permainan menyuguhkan partai-partai koneksi

air menangisi laut, angin menangisi badai

di papan catur tiada hampa suara bidak. serak-serak basah
ataupun lembut-lembut serak. dari fitrah dan keinginan yang tak
lepas akan hendak. sehari, waktu permainan sempit mendesak
menyuguhkan partai-partai dalam mimpi

—bidak-bidak, serdadu berjalan sunyi. Memenuhi
petak-petak, dari sisi ke sis:

ya bidak: sebuah lagu wajib
perjalanan semesta catur

episode empat
mahligai maut, siapa hari ini?
terbujur di petak catur, bidakkah?

raja menteri benteng gajah kuda, lalu bidak dan dengan
petak-petak lengkaplah apa yang kaubilang-bilang
hitam putih dengan sudut dan sisi, lalu dengan garis-
garis tengkaplah apa yang kaueja setiap bisu
betapa tak bergunanya tangismu


150