Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/107

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

kelasnya, Bapak Bustanul Arifin sering memujinya. Harris pernah diundang ke rumahnya, diperlihatkan berbagai macam bacaan, dan dipinjami bacaan-bacaan tersebut. Harris sangat mengidolakan Motinggo Boesye dan Mochtar Lubis. Selama sekolah, Harris sudah menamatkan bermacam-macam karya penulis idolanya itu karena ia pernah dipercaya menjadi pengurus perpustakaan sekolah.


Ketiga, ketekunan dalam belajar tentang segala hal melalui bacaan yang senantiasa menambah wawasannya membuat Harris Effendi Thahar semakin mempunyai potensi untuk menulis. Keputusan Harris Effendi Thahar melanjutkan S-1 ke perguruan tinggi bidang bahasa dan sastra semakin memantapkan penguasaan estetika bahasanya.


Keempat, dalam karir kewartawanan, Harris sudah memulainya ketika masih menjadi mahasiswa dan sering bertandang ke Haluan membuatnya berkenalan dengan teman-teman seprofesi yang pada akhirnya menyebabkan ia semakin giat menulis. Harris pun bergabung dalam sebuah kelompok diskusi "Kerikil Tajam" yang ikut mempengaruhi kepiawaiannya sebagai sastrawan. Profesi sebagai wartawan telah dilepasnya semenjak tahun 2003. Prof. Dr. Harris Effendi Thahar, M.Pd. menjadi dosen di FPBS IKIP Padang (sekarang FBSS UNP), mengantarkan dirinya meraih gelar doktor di bidang sastra, bahkan menjadi guru besar di almamaternya itu.


Kelima, dalam bidang kekaryaan, selain menulis cerpen, Harris juga menulis puisi dan buku yang telah diterbitkan. Cerpen "Si Padang" dan "Pemilihan Umum" adalah dua karya yang telah melambungkan namanya.{[r|95}}