diturunkan dari generasi ke generasi melalui proses sosialisasi, dengan demikian, seorang ibu hamil akan lebih memilih seorang dukun bayi ketimbang seorang tenaga medis profesional.
Seringkah, seorang dukun karena bukan tenaga medis profesional menyebabkan terjadinya infeksi ketika proses persalinan dan ketika masa setelah persalinan. Pengobatan medis harus segera diberikan kepada ibu yang mengalami infeksi ketika masa persalinan, dan jika hal ini tidak segera dilakukan maka akan sangat berbahaya bagi kondisi ibu itu sendiri. Hal yang sama juga terjadi pada bayi yang dilahirkan, di mana bayi yang dilahirkan, jika terjadi infeksi dapat menyebabkan kematian. Infeksi ketika masa persalinan dan sesudah persalinan tidak hanya menyebabkan tingginya angka kematian ibu, namun juga angka kematian bayi.
Kondisi Kesehatan Ibu Hamil dan Upaya Menekan AKI dan AKB
Sebagaimana telah disebutkan dalam Tabel 8., bahwa sebagian masyarakat Madura berada dalam lingkungan Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 Alasan Ekonomi (ALEK). Tidak mengherankan jika banyak terjadi kasus kehamilan, sedangkan kondisi ibu hamil tidak terlalu baik. Sekurang-kurangnya terdapat dua hal utama yang berkait dengan kesehatan ibu hamil, yaitu: (1) usia kawin, dan (2) kesehatan ibu ketika sedang hamil.
Seakan sudah menjadi suatu tradisi, perempuan Madura, khususnya yang berada di pedesaan menikah pada usia yang sangat muda, bahkan menurut hukum masih dalam kategori anak-anak. Kebiasaan ini pada dasarnya ditunjukkan dengan adanya ikatan pertunangan bagi anak perempuan yang sudah memasuki usia menstruasi atau setelah anak perempuan tersebut sudah mengalami menstruasi yang pertama kali atau menarche. Usia menikah yang terlalu dini memiliki konsekuensi logis, yaitu:
Angka Kematian Bayi dan Persoalan Kesehatan Ibu Hamil dalam Budaya Madura
14