Halaman:Angka Kematian Bayi dan Persoalan Kesehatan Ibu Hamil Dalam Budaya Madura.djvu/11

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca
Tabel 7. Tenaga Pertolongan Persalinan dan Tempat Tinggal Ibu yang Mengandung
Tempat tinggal Dokter Perawat/bidan Dukun/lainnya Keluarga/lainnya
!Umum Obgyn
Perkotaan 0.6 16.6 61.8 19.9 0.5
Pedesaan 0.9 4.6 49.7 41.6 1.9

Sumber: SDKI ([2005] dalam Rachman, 2007:43)

Pertolongan ketika akan bersalin tidak semata persoalan kepada siapa para ibu hamil akan meminta pertolongan, namun juga ditentukan oleh kemampuan ekonomi ibu dan lingkungan sosialnya. Secara umum, sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh BPS, dari empat kabupaten di Madura, hanya Sumenep yang memiliki jumlah Seluarga Pra Sejahtera Alasan Ekonomi (K Pra-S ALEK) dan Keluarga Sejahtera 1 Alasan Ekonomi (KS1 ALEK) paling rendah, yakni 29.31%; sedangkan Pamekasan menempati posisi pertama dengan jumlah KP-S ALEK dan KS1 ALEK denga total 78.51% dari total penduduk (Tabel. 8).

Tabel 8. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera ALEK dan Keluarga Sejahtera 1 ALEK, Hasil Pemutakhiran Data Tahun 2003

Kabupaten Jumlah KK Jumlah Keluarga
Pra S ALEK KS 1 ALEK PRA S + KS 1
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Bangkalan 209.920 34.204 16,29 31.143 14,84 65.347 31,13
Sampang 215.563 88.313 40,97 36.361 16,87 124.674 57,84
Pamekasan 190.480 61.866 32,48 30.534 16,03 92.400 78,51
Sumenep 322.369 41.823 12,97 52.673 16,34 94.496 29,31

Sumber: Pemerintah Provinsi Jawa Timur- BKKBN (2003)

Ekonomi menjadi faktor pendorong mengapa banyak ibu hamil di Madura lebih memilih untuk mendatangi dukun dan tenaga kesehatan non-

Angka Kematian Bayi dan Persoalan Kesehatan Ibu Hamil dalam Budaya Madura

11