Halaman:Amerta - Berkala Arkeologi 3.pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Sdr. Nohan. Kemudian menuju Hotel "Mataram" di mana kami mendapat satu kamar masing-masing.

Pk. 2 kami menuju Teluk Kuali, diantar Sdr. Nohan. Dari Teluk Kuali kami masuk ke jalanan yang luar biasa buruknya dan penuh lumpur kira-kira 1% km ke utara. Di sini kami menjumpai Sdr. Camat. Dengan tiga sampan kami lalu berlayar mudik di Batang Hari. Hampir saja sampan kami masuk ke dalam ulakan besar yang sekonyong-konyong berputar di sebelah kami, sedangkan arus deras di hadapan kami mendorong sampan ke arah ulakan itu. Berkat ketangkasan pengayuh-pengayuhnya kami terhindar dari bahaya dengan jalan menyeberangi sungai selebarnya.

Kira-kira 34 jam berkayuh kami sampai tempat yang dituju. Dengan susah payah kami menaiki tebing yang curam lagi licin dan lebat tumbuh-tumbuhannya. Sampai di atas kami menghadapi tegal alang-alang luas sekali yang menurut cerita adalah tempat harimau. Tetapi dengan penuh kepercayaan atas "pengawal-pengawal" kami yang terdiri atas pawang, pembawa tombak, pembawa parang,dan Sdr. Camat yang membawa revolver ("barisan pengawal" serupa itu kami alami pula di Karang Brahi), kami menerobos alang-alang ini, dan tak lama kemudian kami sampai di "Gedung". Ternyata di sini hanya sebuah lubang besar (bekas penggalian?) yang ada. Di dalamnya kami temukan beberapa pecahan batu bata, tetapi selanjutnya tak ada sesuatu apa yang nampak. Menurut cerita, dahulu di sini ada arca orang yang oleh karena salah sangka diterkam harimau. Kepala arca ini dibawa lari. Tubuhnya kemudian hilang.

Setelah cukup kami meninjau tempat itu, kami berlayar ke hilir, dan setelah minum air kelapa di Teluk Kuali kami pulang ke Muara Tebo. Hari sudah hampir gelap, maka dari itu meskipun kami melalui Rambahan (tempat ditemukannya Amoghapaca, dari Singasari) kami tak dapat singgah. Pun Bukit Siguntang, sungguhpun menarik sekali perhatian kami, tak dapat kami masukkan dalam programma, karena untuk ke sana diperlukan waktu 2 atau 3 hari naik sampan

Menjelang magrib, tiba-tiba Sdr, Woerjani dan Uka berteriak: "Tuh! Macan! Benar juga, kira-kira

Kami Tiba di "Gedung", Teluk Kuali.

22