BERANGKAT KE RIAUS
Setentang diri si Rombok, tiap bulan dapat kiriman, untuk anaknya si Minah, nan berdua, satu lelaki bernama si Naim, seorang lagi bernama si Rowani, anak rancak keduanya, serupa dengan mandenya, dalam umur lima tahun, nan besar tujuh tahun, anak bagaikan kembar, bermain berdua-dua, sering berpakaian sama, banyak orang nan sayang, andai bapaknya pulang, dapat melihat anaknya, betapa senang hati ayah, lama bercerai dengan anak, seketika teringat, oleh si Rombok terbit pikiranya, untuk membawa si Minah, serta anak berdua ke Riau, boleh bertemu dengan bapaknya, agar berbalik surut si Jamaris, sebelum ia beristri, kalau dinanti saja akan pulang, kapan dia akan pulang, elok diturut ke Tanjung Pinang, katanya si Rombok berkata sendiri, berpikir-pikir dalam hati, dibawa mufakat anaknya.
Hari berikutnya dipotong, ayam dua ekor dibuat, ajik dengan gelamai, untuk dimakan dijalan, dibuat dendeng balado, pada hari besok pagi-pagi, setelah bangun dari tidur, disusun segala bungkusan, bendi sudah menanti di halaman, berjalanlah Rombok empat beranak, kuda berjalan lari kencang, dituju jalan ke gedung, sesampai di gedung Bukittinggi, dicari mobil ke Pekanbaru, elok langkah masa itu, dapat mobil langsung berangkat, mobil besar mobil Pasisia, pukul dua o mobilberangkat, duduk si Rombok dengan
65