Lompat ke isi

Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/61

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Demikian pula halnya dengan tangan, kaki, telinga, semua akan menjadi saksi pula seperti pada mata.

Segala alam/jagat raya ini menurut pengetahuan mereka adalah ciptaan Tuhan. Dan semuanya tidak kekal, hanya Tuhan yang kekal selama-lamanya Semuanya adalah fana, akan sirna bila Tuhan sudah menghendakinya. Artinya pada suatu ketika akan kiamat/musnah. Karena itu manusia termasuk ini alam ini diperuntukkan bagi manusia dan harus berterima kasih atas segala pemberian alam ini dengan bersyukur kepada penciptanya. Manusia diberi waktu untuk hidup hanya sementara saja. Manusia yang tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya adalah merugi. Sesuatu pekerjaan yang sudah waktunya dikerjakan, tidak boleh diundurkan sampai berlalu waktu itu. Sebab waktu tidak memilih manusia, apakah ia orang bangsawan, orang kaya, rakyat jembel, orang miskin, semuanya bila sudah waktunya mati pasti akan mati.

Waktu magrib dan subuh bagi mereka yang selalu menegakkan sembahyang, dianggap berharga karena singkat waktunya. Orang yang hendak bepergian, biasanya tidak dapat meninggalkan rumah sebelum menegakkan sembahyang. Atau yang tidak sembahyang, tidak akan keluar rumah sebelum waktu magrib berlalu. Begitu pula halnya dengan waktu subuh. Bila mereka bangun subuh sudah berlalu atau sudah siang, mereka beranggapan akan tertutup rezeki baginya. Apalagi kalau sudah didahului oleh ayam, pasti akan tidak mendapat rezeki. Tetapi bila bangun waktu subuh, berarti rezeki masih terbuka lebar bagi mereka.

V. SISTIM KEMASYARAKATAN.

A. SISTIM KEKERABATAN.

50