Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/277

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ada juga yang mendirikannya di atas tiang, atau rumah panggung. Rumah-rumah ini berdinding bambu anyam, atau bambu tanpa dianyam, tiangnya ada yang dari kayu, ada juga dari bambu. Atap yang lazim dipakai ialah daun rumbia, atau juga daun kelapa yang dianyam. Untuk rumah panggung, asalnya selain kayu bulat, di atasnya dihampiri dengan bambu.

Untuk mendirikan rumah-rumah darurat ini tidak mememerlukan biaya yang banyak, karena di kerjakan dengan sistim gotong royong, dengan imbalan makan bersama. Rumah-rumah ini terdiri atas bagian-bagian : ruang tamu, yang sekaligus berfungsi sebagai ruang makan, ruang tidur dan dapur.

- rumah semi permanent dan rumah permanent.

Bahannya terdiri dari papan, kayu (balok), atau juga memakai dinding beton, lantai beton (pola rumah modern). Atapnya adalah seng. Biasanya untuk mendirikan rumah-rumah yang permanent, lebih banyak diserahkan kepada tukang tukang untuk mengerjakannya sampai selesai.

Baik dalam mendirikan rumah darutat, maupun mendirikan rumah permanent, masih terikat dengan serangkaian upacara tertentu. Upacara ini mulai dari saat menebang pohon yang akan digunakan sebagai ramuan rumah. Cara menebangnya harus sesuai dengan perhitungan waktu yang baik untuk mendirikan tiang (bagi rumah panggung), atau meletakkan batu alas (bagi rumah berlantai tanah, maupun rumah permanent) juga ada cara-caranya tersendiri. Adanya kepercayaaan (sehubungan dengan mendirikan rumah) mengenai roh-roh jahat yang berujut seperti seekor ular naga; roh jahat mana berdiam pada mata angin secara beredar (tidak menentu), yaitu setiap hari berpin -

266