Halaman:ADH 0013 A. Damhoeri - Segumpal Emas Dibawah Kakiku.pdf/72

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 67 -

Syarif Abdurrahman yaitu raja yang pertama dari Kerajaan Pontianak untuk mengusahakan tambang emas itu. Mereka mendapat monopoli, artinya tidak diizinkan orang atau badan lain untuk mengusakan tambang emas itu.

Maka Mandor menjadi ramai karena kedatangan pendatang-pendatang yang ingin memburuh di tambang itu. Mereka terdiri dari orang-orang Cina sendiri, orang Melayu dan orang Daya juga.

Sepeninggal Lo Fong Pak tahun 1795 yang menggantikannnya bernama Liu Tai Nyi. Liu dipanggil ke Batavia ( Jakarta sekarang ) oleh pimpinan V.O.C. ( Kompeni Belanda ). Liu dibujuk malahan diancam supaya mau melepaskan hak monopolinya atas hak penambangan emas di daerah Mandor. Liu menghilang.

Tetapi penduduk Mandor tak setuju dengan adanya perjanjian baru dengan Belanda ini Mereka menantang keras V.O.C dengan pasukannya datang mententeramkan suasana. Tetapi rakyat Mandor tetap menantang dan terjadilah peperangan. Ini terjadi tahun: 1884-1885. Sebagai wakil Kompeni disana diangkat Konteler J.C. Rijks. Tetapi konteler ini bernasib sial. Baru saja dua hari ia berada disana ia mati terbunuh dengan pengawalnya. Dikuburkan tak jauh dari pesanggerahan Mandor. Seorong konteler lagi terbunuh pula pada tanggal 23 Oktober 1884. Sebuah tugu peringatan yang didirikan Belanda terdapat disana tentang perang Mandor tahun 1884-1885 itu.

Masyarakat juga mendirikan sebuah tugu tak jauh dari kelenteng di Mandor. Ini untuk mangenang