- 80 -
perang saudara di Abesinia.
Bagaimana suasana di kota Aksum kemudiannya? Sepuluh tahun sesudah berada dalam pengungsian rombongan Ja'far bin Abi Thalib kembali ke Mekah.
Sesudah rombongan Ja'far kembali Negus tetap memeluk agama Islam. Mula-mula dengan diam-diam tetapi kemudian dengan secara terang-terangan. Tetapi hal ini menjadikan tidak senang segolongan membesar keadaan dan penduduk kota Aksum sendiri. Berangsur-angsur terjadilah dua pihak yang saling bertentangan. Disana kian lama kian hangat. Perpisahan dan perpecahan antara golongan rakyat yang beragama Islam dan golongan yang menganut agama Nestoria tambah memuncak.
Akhirnya perang saudara tak dapat di elakkan lagi. Perang saudara karena segolongan pembesar dan rakyat yang tak suka melihat sikap Negus yang sudah memeluk agama Islam itu. Dari kota Aksum meluas sampai ke luar kota. Perang saudara meluas sampai ke Bigrat. Adua, Nassauwa, Harrar dan Haspan.
Pihak pemberontak atau yang menentang Negus termasuk Menteri Tihanos dan Pendeta Besar Gariham sendiri. Panglima pasukan pemberontak yang bertentangan dengan Negus Ularid namanya. Ia mengepalai satu pasukan yang berkekuatan: 961.782 orang, jadi hampir satu juta orang.
Negus menjadi repot dengan pemberontakan itu. Panglima Negus sendiri bernama Honiman namanya. Selama enam bulan berkecamuk perang saudara di Abe-