Pada pagi-paginya Muhammad menyampaikan kepada pamannya Abu Talib kedatangan wahyu itu.
" Apakah Tuhanmu sudah memberi tahukan hal itu kepadamu, Muhammad ?" tanya Abu Thalib.
" Ya," jawab Muhammad.
" Tidakkah engkau berdusta ?" tanya Abu Thalib ragu-ragu.
" Cobalah paman terangkan bilakah aku pernah berdusta? Dan jika paman tidak percaya marilah kita buktikan bersama-sama kebenaran wahyu itu!"
" Ya, benar, mari kita lihat ber sama-sama!"
Abu Thalib segera mengumpulkan kaumnya yang terkenal gagah berani itu. Lalu be ramai-ramai mereka mendatangi pembesar Quraisy. Nabi Muhammad sendiri jalan paling depan.
Para pembesar Quraisy terkejut melihat iring-iringan itu datang. Dimuka sekali mereka melihat Nabi Muhammad.
Beberapa orang pembesar Quraisy yang akrab dengan Abu Jahal dan Abu Lahab mulai senyum-senyum pencong. Seorang berkata:
" Nah, akhirnya berhasil juga usaha kita! Lihat tuh, Abu Thalib muncul dengan mengiringkan keponakanya yang tentu akan diserahkannya kepada kita."
Seorang bertampang serem,- tampang pembunuh menyeletuk,- :" Aku sedia menjadi algojo sesudah Abul Hakam menentukan pembunuhan macam apa yang akan di timpakannya kepada tukang sihir itu.."
Tetapi alangkah kagetnya mereka sesudah berhadapan dengan Abu Thalib dan kaumnya. Abu Thalib ber-