Lompat ke isi

Halaman:ADH 0004 A. Damhoeri - Langit Kelabu diatas Mekah.pdf/71

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Ada pula kaum hartawan dan dermawan. Mereka mengumpulkan bahan makanan dan pakaian lalu dimuatkan keatas punggung seekor unta. Dan pada tengah malam unta itu di halau menuju bukit Safa.

Akhirnya dari kalangan pembesar Quraisy sendiri tak tahan lagi mengingat kekejaman yang dilakukan oleh teman sebangsanya terhadap kaum sebangsanya pula, kaum Muslimin yang berhati teguh itu.

Maka muncullah seorang tokoh dari mereka itu. Namanya Hisyam bin Amr. Setiap malam telinganya bagai mendengar ratap tangis anak-anak yang kelaparan dikaki bukit Safa. Dan ter bayang-bayang diruang matanya kaum sebangsanya yang hampir telanjang diamuk kedinginan dibawah bukit Safa. Sedang mereka sendiri hidup dengan berkecukupan. Cukup sandang, cukup pangan.

Tak tertahankan lagi bayangan itu oleh Hisyam. Lalu dicarinya, teman-temannya yang sefaham. Mereka akan berusaha mencabut undang-undang yang tidak mempunyai prikemanusiaan itu. Dalam zaman Jahiliah tak pernah terjadi kelaliman seperti yang dilakukan mereka terhadap bangsanya sendiri.

Semuanya hanya disebabkan perasaan benci yang menggebu-gebu dari Trio pembenci Islam ialah Abu Jahal dan Abu Lahab dan Ummu Jamil.

Maka dijumpainya seorang temannya yang rasa-rasa sepaham bernama : Zuhair bin Umayah. Didapatinya kawannya itu sedang makan dengan nikmatnya. Didepannya terhidang roti, korma, manisan, buah-buahan dan lain-lainnya.