Halaman:ADH 0004 A. Damhoeri - Langit Kelabu diatas Mekah.pdf/72

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 67 -

"Hai Zuhir," kata Hisyam, " sudah merasa puaskah engkau makan yang serba enak ini? Dan merasa gembirakah engkau memakai pakaian yang serba indah ini?"

"Ya, tentu,...tentu, "jawab Zuhair sambil mereguk sejenis minuman yang sangat lazat.

"Tetapi adakah terbayang dalam ingatan kaum keluarga kita yang makan daun-daun kering, makan kulit kayu dan berpakaian compang-camping, nun dibawah bukit Safa? Tak ingatkah engkau disana saudara-saudaramu keturunan Bani Hasyim dan Bani Muthalib kelaparan dan menderita?

Itu semua adalah disebabkan oleh maklumat kita yang digantungkan di Kaabah selama ber tahun-tahun. Lupakah engkau?"

Zuhair termenung, tenggorokannya rasa tersendat. Setetes air mata titik dari kelopak matanya.

"Ya, akupun dapat merasakannya, Hisyam. Keyakinan mereka adalah keyakinan mereka. Tetapi bagaimana dengan anak-anak, wanita-wanita dan orang-orang tua? Ya, benar hatiku rasa di iris-iris, perih bagai luka di bubuhi asam. Tetapi apa yang harus kita perbuat?"

"Kita harus berusaha supaya aksi pemboikotan itu dihabisi. Masa tiga tahun mengazab mereka apakah masih kurang cukup? Dan apakah dosa dan kesalahan mereka? Sedang keimanan mereka tak pernah goyah. Dan mereka tidak sudi menyerahkan nabinya yang mulia itu. Rasanya tak perlu lagi aksi pemboikotan itu. Perbuatan itu amat keji dan kejam. Binatang buas takkan berlaku demikian terhadap bangsanya."