Djadi, peperangan gerilja selama Revolusi Agustus bisa meluas dan dikonsolidasi djika PKI ketika itu meletakkan pemetjahannja dalam pekerdjaan mengkombinasi tiga bentuk perdjuangan, jaitu perdjuangan gerilja didesa (terutama terdiri dari kaum tani), aksi² revolusioner oleh kaum buruh di-kota² jang diduduki oleh Belanda dan pekerdjaan jang intensif dikalangan tenaga bersendjata Belanda. (D.N. Aidit, Lahirnja PKI dan Perkembangannja).
Meskipun revolusi mengalami kegagalan namun PKI dalam soal front persatuan, perdjuangan bersendjata dan pembangunan Partai telah mendapatkan peladjaran sebagai berikut :
„........ walaupun revolusi ini kalah, ia telah membikin PKIberpengalaman dalam front persatuan. Revolusi ini telah memberikan pengalaman jang penting pada PKI tentang sifat bimbang dari burdjuasi nasional, bahwa dalam keadaan jang tertentu klas ini bisa ikut dan bersikap teguh berfihak pada revolusi, tetapi dalam keadaan lain ia bisa gontjang dan'mengchianat.
„Dalam berserikat dengan burdjuasi nasional Partai tidak boleh meninggalkan kebebasannja dan tidak boleh melengahkan sekutu jang paling bisa dipertjaja, jang paling banjak djumlahnja, jaitu kaum tani.
„Revolusi ini djuga telah membikin PKI mendjadi berpengalaman mengenai soal pembangunan Partai, telah membikin kader² PKI lebih mengerti tentang keadaan masjarakat Indonesia, tentang tanda² istimewa dan hukum² revolusi Indonesia, telah memungkinkan kader² PKI mempeladjari teori Marxisme-Leninisme dan beladjar memperpadukan teori Marxisme-Leninisme dengan praktek revolusi Indonesia.
„Djuga satu pengalaman, bahwa dalam revolusi, perdjuangan bersendjata adalah bentuk perdjuangan jang terpenting. Perkembangan Partai, disamping sangat tergantung pada front persatuan, djuga sangat tergantung pada perdjuangan bersendjata. Madju mundurnja
61