B. Bidang usaha dan produksi :
1. Permodalan :
Modal utama dari Warga Batik ialah simpanan² anggota di Mitra Batik dan perkembangan selandjutnja dapat dilihat dibawah.
| ||||
Kekajaan |
||||
| ||||
Tahun | Simp./Tjad | Tetap | Lantjar | Simp. GKBI |
| ||||
1966 | 113.388 | 18.439 | 100.032 | 99.877 |
1967 | 166.376 | 23.809 | 222.391 | 228.903 |
|
2. Distribusi bahan baku batik :
Sebelum mendjadi anggota GKBI, pengusaha² batik di Garut mendapat bahan baku dari Mitra Batik sampai tahun 1965. Setelah mendjadi anggota GKBI tahun 1965 baru tahun 1966 langsung menerimanja dan diangkat sebagai grossier. Perkembangan distribusi bahan baku sedjak tahun 1966 dapat dilihat dibawah.
| ||||||
Banjak |
Banjak |
|||||
| ||||||
Tahun | Yard | Harga | Kg. | Harga | Lain² | Omzet |
| ||||||
1966 | 15.422 | 76.296 | 452 | 19.715 | — | 96.011 |
1967 | 13.217 | 247.705 | 255 | 78.375 | — | 326.080 |
|
Koperasi Batik WARGA BATIK walaupun sudah lama berdirinja, tetapi karena perkembangan batiknja sifatnja keradjinan jang produksinja terbatas, maka pertumbuhannja dilihat dari sudut usaha ketjil sekali. Walaupun telah mendjadi anggota GKBI tahun 1965, penerimaan djatah langsung dari GKBI baru dimulai tahun 1966, karena penjelesaian administrasi pemisahan lebih dahulu dengan Mitra Batik di Tasikmalaja, dimana selama ini Warga Batik mengambil djatah anggotanja. Pengusaha batik tiap hanja lebih kurang 10% dari djumlah anggotanja sebanjak 100 orang pada achir 1967 dan djatah jang diterimanja sebanjak jang biasa diterima dari Mitra Batik dan dibagikan untuk anggota. Sisa dari kekurangan bahan baku di usahakan langsung oleh anggota dari luar dan djuga oleh koperasi.
588