Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/37

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

dok teh. Demikian djuga selalu diperbuat dengan kertas berchasiat dari para dukun. Pada hari jang ketiga Dr. Wahidin datang dan mendjumpai „patient”nja dalam keadaan sehat-wal'afiat. Seminggu kemudian patient jang sangat berterima kasih itu, mengirimkan tigaekor ajam besar bewarna hitam kerumah Dr. Wahidin. Itulah semua ajam jang biasanja disadjikan dalam selamatan dan selalu mendjadi hak milik sidukun.

Lebih-lebih dimusim penjakit berdjangkit, Dr. Wahidin djugalah satu-satunja tenaga jang paling dibutuhkan. Sedangkan tabib-tabib bangsa Eropah, ja,bahkan tabib-tabib Djawa lainnja sekalipun sering dipersukar, kalau hendak memasuki kampung jang terserang penjakit, maka kundjungan Dr. Wahidin selalu disambut dengan suka-gembira dan tiap orang melakukan segala petundjuknja.

Terkenal dan sangat digemari orang segala tulisan Dr. Wahidin dalam madjallah „Guru-Desa”; demikian juga halnja dengan pidato-pidato, jang dengan bantuan fihak atas sering diutjapkan pada rapat-rapat jang dikundjungi oleh rakjat. Tempat demi tempat dikundjunginya, semata-mata hanja untuk mengingatkan penduduk, apa jang harus dilakukan dalam keadaan bahaja penjakit. Dalam hal ini Surabaja pun ta' ketinggalan mendatangkan dia.


Tidak sempat beristirahat.

Sekali terpikir oleh Dr. Wahidin. — jang dalam usia landjut masih terlampau banjak pekerdjannja. — akan berangsur-angsur mengundurkan diri dan achirnja hendak menempuh hidup jang lebih tenang dan tenteram. Maka dipanggillah anaknja jang laki-laki jang

38