terhadapku sehagai saudara mudamu.
Kini mumpung hari masih pagi baiklah siaulee minta diri untuk menyelidiki keadaan Djie Liong San itu, bila waktu senggang ban ti adik akan mengunjungi Toako kemari.
,,Yo Tjie dengan hati lega mohon diri.
,,Selamat jalan, selamat jalan, adikku.” Kata Tjoo Tjhing deagan me-lambai2kan tangannya.
Kini dengan langkah tegap penuh semangat Yo Tjie mendaki pegunungan Djie Liong Sen, makin lama perjalanan itu makin sukar, tidak saja menanjuk tetapi hal ini tak dihiraukan oleh hp Yo Yo Tjie
Aku menemukan kebidupan yang babaru, pikirnya, aku tidak lagi menjadi bangkai yang hanyut disungai, tetapi sebagai manusia yang bisa merasakan kehidupan . . . . . . . . .
Ia terus mendaki dan melihat lihal kekanan dan sekiri.
Tiba2 Tjie merandek dan matanya dengan tajam Mengawasi kedepan, disana dibawah sebatang pohon Siong yang besar nampak seorang tinggi besar yang mengenakan pakaian orang suci sedang duduk dan ber-kipas2.
Siapakah gerangan?
Seorang pertapa yang mensucikan diri ataukah pelarian semacam saya, pikirkan Yo Tjie
Ia jalan mengindap indap dan mencoba
mendekati dap mebuat dari dekat Hweesio itu
39