ik mati dengan jantan!
Yo Tjie lalu terhuyung-huyung menuju kesebuah sungai yang besar dan deras aliran nya untuk bunuh diri.
Ia berdiri ditebing yang curam itu, dan memandang kealiran air yang berbuih dan ber-golak² itu, hatinya menjadi ragu2 dan bimbang
Adakah seorang sedemikian kerdil jiwanya?
Mudah menyerah dan berputus asa?
Tidak! Tidak! Selama hayat masih dikandung badan usaha untuk berjoang tak kunjung padam! Inilah jiwa seorang kesatria Teguh iman dan pendirian tak mudah ditaklukan oleh suasana apapun, sebagai samodera yang dynamik, bergelora, bergelombang dan hidup!
Ah, aku tak mau mati dengan secara memalukan ini!..........
Lambat lambat sepasang kaki Yo Tjie bergeser dan meninggalkan tepian sungai itu kembali ia lari menyusuri semak dan hutan belukar.
Terus lari untuk mencari keselamatan............
33