lihat ini Yo Tjie sangat memperhatikan dan bertjuriga.
Pemikul air ini gerakannya sangat gesit dan lincah sekali, jangan² mereka adalah berandal² gunung Liangsan, heija. sungguh honggiam (sangat berbahaya) keluhnya dalam hati.
„Bagaimana loheng setujukah untuk kita jalan bersama?"
Tanya orang berpakaian hitam itu pula.
„Hem. . . .hem. . . .baiklah aku berunding dengan anak buahku, bila mereka masih mau beristirahat, maka silahkan loheng berangkat terlebih dahula!"
Kata Yo Tjie dan meninggalkan orang itu untuk kembali kerombongannya
Belum Yo Tjie sampai ditempat anak buahnya terdengar pengawal buah²an itu berkaok memanggil penjual air minum tadi:
„Air, air, hei beli air minumnya!"
Suaranya lantang dan keras.
Anak buah Yo Tjie semuanya duduk dan mengawasi pedagang² buah angtjo yang sedang tawar menawar air minum itu.
„Berapa sepikulnya?"
Tanya seseorang dari mereka,
„5 tail bayar dulu baru boleh minum airnya!"
20