Lompat ke isi

Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri IV.pdf/68

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Hah....?! banjak sekali darah itu, lihat Toako ( Kakak ) darahnja, amat banjak pasti ini darah dari 3 atau 4 orang.”

— „Tjoba mari kita ikuti tapak2 darah ini, hajo terangkan obormu!” - Pimpinan peronda itu memberikan perintah kepada anak buahnja untuk mengikuti djedjak bekas tetesan darah jang mengumpjang dipegunungan Hong Swat San.

Setelah djalan mendekati kuil itu, mereka sama² merandek. sang pemimpin berdjalan berendap endap mendekati pintu kuil jang terbuka dan meneliti dengan teliti. Samar² ia mendengar suara orang jang tidur dengan njenjak. Maka tjepat² ia mundur dan berunding dengan kelima anak buahnja.

„Didalam kuil tua itu ada seorang jang tidur dengan lelapnja, aku kira dialah sipembunuh, maka mari kita kepung dan tangkap be-ramai²."

Pemimpin peronda itu memberi komando.

— „Awas siapkan sendjata²mu dan tali² mu untuk meringkusnja”

Berenam mereka menerdjang masuk dan mengepung Liem Tjiong jang masih sadja mendengkur dengan tak sadarkan diri.

―„Inilah orangnja, hajo tjepat ikat tubuhnja dan kita serahkan kepada Pak lurah, biar nanti kelurahan jang mengirim pembunuh ini ke Tee Kwan (kuasa hukum ).”

64