Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri IV.pdf/6

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tetapi kepergianmu kali ini, memang seharusnja. Engkau harus mengawasi Liem Tjiong, sajang kalau dihai sampai binasa ditengah djalan. Akupun mengerti, bahwa penguasa telah memfitnahnja. Karena apa ?

Karena anak Ko Kiu itu telah ter-gila² akan istri Liem Tjiong jang muda belia dan aju itu. Aku pudjikan kau selamat diperdjalanan, semoga Thian melindungi dan mengajomi mu.”

Lo Tie Djim berlutut menghaturkan terima kasih, ia lalu memanggul pauwhoknja dan mengikuti djedjak iring²an Liem Tjiong kekota Tjhung Tjhiu Too...........

Walaupun terpautnja sehari, namun Lo Tie Djim lebih tjepat dan lebih leluasa djalannja Maka tatkala Siek Pa dan Tang Kiauw akan melaksanakan perbuatan djahatnja, kebetulan Lo Tie Djim tiba dihutan itu pula dan menghalangi pembunuhan itu.

“Sing Tju Tjay Thian, Bo Su Tjay Djin” Manusia berdaja upaja, penentuan ditangan Tuhan. Memang belum saatnja Liem Tjiong menemui kematiannja, pada saat jang berbahaja itu, datanglah sang bintang penolong, jakni kakak angkatnja Hwa Hwee Sio Lo Tie-Djim.

Lo Tie Djim menghampiri Siek Pa dan Tang Kiauw. kedua buah tangannja bergerak dengan jepat, menggunakan tipu pukulan Tay Bing Tiang Sit atau Garuda besar mementang sajap, tidak ampun lagi kedua opas jang sial itu terdjerembab dan ngrusuk ke tanah.

Belum mereka bisa bangun, lagi² Lo-Tie Djim dengan murkanja mengirimkan ten-

4