Lompat ke isi

Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri IV.pdf/59

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Hem, hem, akupun memastikan ia sudah mati, maka Djiwee hiatee (dua saudara ) begitu api padam, kita ambil tulang2nja terutama tulang tengkoraknja untuk kita bawa ke Tongking, supaja Ko Tjiangkun nanti pertjaja akan barang2 ini sebagai bukti bahwa dia benar2 telah mati.”

Mendengar keta2 ini Liem Tjiong tak dapat lagi menahan hawa amarahnja, ia mendengus dan menerdjang ketiga orang itu dengan dahsjatnja.

Ketiga orang itu bukan main terkedjutnja, tidak ia duga dan tak disangka kalau Liem Tjiong masih hidup dan kini menjerang nja. Mereka kelabakan dan amat gugup.

― „Kaukah Liem Tjiong ?” bentak mereka berbareng.

― „Ja, akulah Liem Tjiong jang kau tjari2 Thian tidak mengidjinkan perbuatanmu jang durhaka, maka aku dikembalikan kebumi, sebab aku belum saatnja mati. Kini engkaulah jang dipanggil oleh Giam Loo Ong [Malaikat pentjabut njawa ], engkau harus menghadap sebab kedjahatanmu telah melampaui takaran.”

Dengan kata2 mengedjek Liem Tjiong memutar Pook Toonja untuk membabat ketiga musuhnja itu Ia melakukan serangan dengan Tay Beng Tiang Sit atau garuda raksasa mementang sajap, tangannja jang memegang Pok Too membabat batang leher Liok Giam, dan tangan kirinja dengan pukulan Sut [ dengan e-

55