Ko Kiu bertanja pada pembantunja Liok Giam jg pandai bermuslihat dan banjak akal itu
— „Ko Taydjin, lapangkan hati Taydjin. Aku akan mengirim orang²ku setjara rahasia untuk membunuh Liem Tjiong dikota Tjhung Tjhiu Too. Kalau Liem Tjiong telah mendapatkan pekerdjaan disaana, lambat laun pasti dia kurang memperhatikan pendjagaan dirinja, dengan kelengahan ini memudahkan kita untuk menghabisi djiwanja....“
Liok Giam mengutarakan niat selandjutnja untuk membunuh Liem Tjiong dikota Tjhung Tjhiu Too dengan mengutus pembunuh-pembunuh bajaran.
Ko Kiu agak lama berdiam diri, pikirannja diliputi ber-matjam² persoalan, lebih² bila memikirkan anaknja jang kini keadaannja tinggal tulang jang diselaput kulit, kurus kering seperti tengkorak hidup.
„Kalau Liem Tjiong masih hidup dan segar bugar, bagaimana ia berani mempermainkan istrinja ? Sungguh ulet djiwa Liem Tjiong itu, bisa selamat sampai di Tjhung Tjhiu Too.....achir²nja Ko Kiu membuka suara!“
— „Baik, baik, aku menjetudjui rentjanamu Liok Giam, djangan sampai gagal sekali ini. Kau tahu sendiri keadaan anakku sudah amat mengchawatirkan...... besok kau segera mengutus orang²mu dan aku sediakan beajanja.“
— „Haahaa, .. hahaaa.. . . Ko Tay-
31