kami ini tidak berani memberikan perlajanan, sebab tjukong kami banjak berhutang budi pada beliau itu. Nah, tuan² boleh segera ke sana terlebih dahulu ! " dengan ramah pelajan itu mempersilahkan. Liem Tjiong bertiga lapor pada Tjha Tjin. Sambil berdjalan Liem Tjiong berpikir . . . . . . Tjha Tjin. . . . . . . orang ini rasa2nja aku kenal, orangnja masih muda sekali dan gagah, benarkah Tjha Tjin jang terkenal dikota Tong khia atau bukan ? . . . . . . . . . Belum habis Liem. Tjiong melamun, tiba sudahlah kesebuah bangunan mewah, sebuah gedung jang sekitarnja penuh dengan kebun² bunga Liem Tjiong bertiga lalu memasuki dan mengetuk pintu. Dari dalam segera keluar seorang pelajan jang membukakan pintu dan mempersilahkan masuk:
"Silahkan tjuwei masuk dan duduk dahulu, Siauwya sedang berburu, sebentar pasti ia pulang."
Pelajan itu masuk, dan tak lama keluar kembali untuk menghidangkan beberapa buah²an dan minuman. Benar djuga kata pelajan ini, belum begitu lama terdengarlah derap kaki kuda dan suara beberapa orang jang bertjakap². Liem Tjiang melongok dari djendela, benar jang datang adalah Tjha Tjin bersama para pengawalnja jang sedang pulang dari perburuannja
Tjha Tjin turun dari atas pelana kudanja
13