tuk membunuh Liem Tjiong, dengarkan !
Kita memang tidak ungkulan melawan Liem Tjiong jang gagah itu, tetapi bukankah dia terbelenggu dengan kuatnja ? Bila nanti telah sampai dihutan Ya Tie Lim, aku akan masak air jang mendidih untuk menjiram tubuh dan melemahkan segala kekuatannja, dengan demikian amat mudah kita untuk meng habisi djiwanja, seperti membalik tapak tangan sadja. . ., hahahhaa..............“
Mendengar budjukan kawannja ini, tergerak ajuga hati Tang Kiauw. Ia membajangkan untuk lekas mendjadi kaja raja, dengan upah sebanjak 100 tail. Maka achirnja ia menjanggupi djuga adjakan kawannja ini.
„Baik, baik, aku ikut serta denganmu Siek Heng, besok aku samper kerumahmu, nah, aku pulang kerumah dulu untuk berpamit pada anak istriku, sekalian mempersiapkan perbekalan untuk besok”
Siek Pa tertawa dan melambaikan tangan pada kawannja. la sendiri dengan langkah lebar pulang kerumahnja.
Dalam pada itu, selama berhari²istri Liem Tjiong merasa sangat sedih dengan peristiwa jang menimpa suaminja. Ia menangis terus sampai lupa makan dan tidur. Pembantunja jang setia ikut pula berprihatin atas kemalangan jang menimpa madjikannja
"Siu Djim, aku tidak mengira bahwa
44